[Sajak Nobon Aditya Wibowo]
SURAT KECIL UNTUK MUHAMMAD
: dari umat yang bergelimang hawai
Dari pesan udara yang terhempas semesta
ribuan jejak-jejak anbiya tak pernah bisa diterpa
sekalipun oleh seribu peradaban
Aku yang perlahan mengais sisa-sisa perjuangan para syuhada
dari balik lumbung-lumbung doa
yang dinisbatkan pada shalawat Nabi
Allahuma shali ‘alaa Sayyidinaa Muhammad
Wa’alaa alihi Sayyidina Muhammad
Udara dingin yang mulai menipis
tertukar benang-benang rajutan cahaya yang memeluk dunia
Aku adalah denting tak berdetak dalam alunan jiwa
bak patung yang mati dalam kesunyian
Aku tak ingin menjadi sorot kematian yang hidup dalam dunia fana
melupakan segala kisah dan perjuangan di balik hujan maulid
turun dengan deras mematahkan semangat
untuk bershalawat pada terkasih Muhammad
Masih pantaskah aku disebut umatmu
jika langkah kaki lebih memilih ke tempat hiburan
yang menjauhkan bumi dengan Arsy
Tapi aku adalah seorang pemuda yang berusaha mengenakan baju taqwa
serta menghiasi kepala dengan peci hitam
Senantiasa bergetar, menangis dengan terbata-bata kala mendengar
Allah yaa Nabi sallam ‘alaika , yaa Rasul sallam ‘alaika
Yaa Habib salam ‘alaika, shalawatullah ‘alaika
Masih pantaskah aku disebut umatmu
dengan mata berkantung hitam dan sayup cairan bening menetes
menyibak kesadaran yang belum sadar
dari jiwa yang bergelimang hawai
Dari jiwa yang terus menangis di sepertiga malam
Dari jiwa yang berpeluh kesah dengan ribuan tinta bening penyesalan
Berharap syafa’at dan kasih sayang darimu
Darul Abror, 28 Januari 2017
[노본 아딧야 위보오 詩]
무함마드에게 보내는 작은 편지
: 욕망으로 얼룩진 한 사람으로부터
천개의 문명이 수천의 예언자들이 세상에 던진
공중의 메시지를 끝내 덮치지를 못했다
모든 나라, 희생된 애국 선열이 남긴 투쟁의 잔해
기도 너머로부터
선지자 무함마드를 위한 기도
Allahuma shali ‘alaa Sayyidinaa Muhammad
Wa’alaa alihi Sayyidina Muhammad
찬 공기가 점차 얇아져 가며
세상을 감싸 안는 햇살의 그물망으로 바뀐다
고요 속에 죽어 있는 조각상처럼
나는 영혼의 물결 속 소리를 듣는다
덧없는 세상의 삶과 죽음에 집착하지 않을 것이다
강하게 내리는 무함마드의 비 뒤에 있는 모든 이야기와 투쟁을 잊을 것이다
가장 존경하는 무함마드를 위하는 기도하는 열정이 꺾일지라도
만약 시공을 초월한 신의 땅을 멀리하는 쾌락의 장소로
발걸음이 옮길지라도
아직도 당신을 따르는 사람이라고 불러도 마땅한 지
그러나 나는 신에 복종하는 옷을 입기 위해 노력하는 한 젊은이
머리에 검은 뻬치를 쓰려 하는 청년
그리고 다음 구절을 들을 때 떨면서 말을 더듬는다
Allah yaa Nabi sallam ‘alaika , yaa Rasul sallam ‘alaika
Yaa Habib salam ‘alaika, shalawatullah ‘alaika
검고 희미한 물이 떨어지는 눈과 함께
아직 깨닫지 못하는 인식을 나누면서
욕망으로 얼룩진 정신으로부터 헤매고 있지만
아직 당신의 추종자라고 부르는 것이 적당한지를 묻는다
밤의 1/3을 계속 울고 있는 영혼으로부터
후회로 얼룩진 수천의 맑은 잉크처럼 땀이 나고 한숨이 나지만
그래도 당신으로부터 애정과 관용을 바라고 있다
* Allahuma shali ‘alaa Sayyidinaa Muhammad Wa’alaa alihi Sayyidina Muhammad : 알라이시여 당신의 사도인 선지자 무함마드와 그의 가족을 보호하여 주시옵소서
* 뻬치 (peci) : 인도네시아 남성들의 정장 시, 착용하는 모자
* Allah yaa Nabi sallam ‘alaika , yaa Rasul sallam ‘alaika Yaa Habib salam ‘alaika, shalawatullah ‘alaika : 알라이시여, 당신을 위한 선지자 무함마드의 안전을, 당신을 위한 사도의 안전을, 당신을 위한 인간의 안전을, 선지자를 위한 알라로부터의 안전
다룰 압로르 (Darul Abror), 2017년 1월
KAU AKU DALAM HUJAN
Sejak wanita yang muncul di ujung senja
Adalah kau waktu
Perlahan merajam malam tegap perkasa
Dilucuti bisik angin yang kubalik senyum
Dari ramah yang menggoda
Lalu aroma mana membaur wanginya
Hingga saat keringnya masa, telah kembali pada peraduannya
Hujan turun menyapu debu di halaman rumah
Yang berterbangan dari kemarin sore
Nampaknya kau aku menjadi cerita hujan
Yang dikumpulkan dalam gerimis memanjang
Sekarang lihatlah
Katakan padanya
Waktu
Kita adalah rindu-rindu yang bercengkrama dalam diam
Purwokerto, 14 Februari
빗속의 당신과 나
석양 끝에 한 여성이 나타난 후로부터
그것은 당신 시간이었지
대담하고 탄탄한 밤을 천천히 돌로 쳐 숨통을 끊으며
내가 돌려보내는 바람의 속삭임으로 미소는 풀렸지
유혹하는 그 향기를 혼합하는 향료는 어디 있는가
시간이 마를 때까지 우린 다시 만났다
비가 내려 어제 오후에 날라온 집 마당의 먼지를 씻어 내렸다
당신과 나는 긴 이슬 속에서 모은
비 이야기가 될 것 같다
지금 보아라
그리고 시간에게 말하라
우리들은 침묵의 농담을 그리워한다고
뿌르오꺼르또 (Purwokerto), 2월 14일
KEPADA WANITA BERMATA TEDUH
Lembar yang tersembunyi dalam genggaman waktu
Bertahun-tahun aku menyusuri dari raut wajahmu, parasmu
Hingga wewangi aroma tubuhmu di ujung senja
Kumasih tanpa nama
Dari jarak dan rindu
Aku masih menepi di sudut halaman rumah
Menatap daun berguguran menyisakan bayang–bayang
Kalau kau waktu, rindu takkan menjadi batas
Sebab waktu tak mengenal jeda
Kini suaraku suaramu hanya sepi yang saling berjauhan
Wajahmu mulai terkikis lewat sepotong senja
Dan membawaku tenggelam dalam sepi
Majenang, 2020
가라 앉은 눈의 여인에게
시간의 움켜쥠 속의 조용한 페이지
몇 년 동안 나는 당신의 얼굴, 당신의 옆 표정을 따랐다
이름 없이 나는
석양 끝에서 당신 체취까지를
떨어진 거리와 그리움
집 마당 구석진 곳
그림자를 남기고 떨어지는 낙엽을 보면서
만약 당신이 시간이라면, 그리움은 그 경계가 없을 것 같다
시간은 휴식을 모르기 때문에
지금 내 목소리, 당신의 목소리는 점점 멀어지고 외로워질 뿐
당신의 얼굴은 한 조각 석양을 통해 사라지고
외로움으로 나를 인도하고 있다
마제낭 (Majenang), 2020년
(한국어 번역 : 김영수/Diterjemahkan oleh Kim, Young Soo)
[Profil Penyair]
Nobon Aditya Wibowo, lahir 28 Januari 1994 di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah. Dia
tercatat sebagai Pegawai Kantor Urusan Agama Kecamatan Majenang. Lelaki yang
bercita-cita menjadi psikolog dan penulis ini, aktif juga di GP Ansor Sindangsari, PSNU
Pagarnusa, dan membimbing kepenulisan di Pondok Pesantren di Majenang. Sajaknya
masuk dalam antologi Syair-syair Keindonesian, UNY (Interlude), Parade Gelap (Stepa
Pustaka), Hujan (Hikari Publiser), Pilar Puisi 2 (Stain Pers), Pilar Puisi 3 ( SKSP), Antologi
6 Negara Puisi “Bebas Melata” Singapura, Requiem Tiada Henti (SKSP), Kampus Hijau
3 (SKSP). Alamatnya di RT 008 RW 004 Sindangsari, Majenang, Cilacap. E-mail:
Aditya.jubeng@gmail.com. FB: Nobon Aditya Wibowo. No hp 085770829800.
[시인 소개]
노본 아딧야 위보오 (Nobon Aditya Wibowo), 1994년 1월 28일, 인도네시아 중부 자바 찔라짭(Cilacap), 마제낭(Majenang)에서 출생. 현재 마제낭 면(面) 종교 담당을 맡고 있음. 심리학자와 저술가가 되길 희망하고 있으며 GP Ansor Sindangsari, PSNU Pagarnusa, kepenulisan Pondok Pesantren Majenang 문단에 간여를 하고 있다. 시 작품이 Syair-syair Keindonesian, UNY (인도네시아 시선집)(Interlude), Parade Gelap (어둠의 행진)(Stepa Pustaka), Hujan (비)(Hikari Publiser), Pilar Puisi 2 (시 기둥 2)(Stain Pers), Pilar Puisi 3 (시 기둥 3)(SKSP), Antologi 6 Negara Puisi “Bebas Melata” (6개국 시집)Singapura, Requiem Tiada Henti (끝날줄 모르는 레퀴엠)(SKSP), Kampus Hijau 3 (녹색 캠퍼스 3)(SKSP) 등이 있음